MAS Jadi Masjid Percontohan Kesehatan

Masjid Al Akbar – Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan BPJS Kesehatan tentang sinergi peyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional. MoU tersebut diharapkan BPJS Kesehatan bersama PP DMI bisa menyelenggarakan kesehatan bagi jamaah masjid. “Mari kita jadikan masjid sebagai titik pola hidup sehat,” kata Imam Addaruqutni, Sekjen PP DMI.

Pengurus PP DMI bersama BPJS Kesehatan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Masjid Al Akbar Surabaya (30/10). Forum diskusi yang dihadiri dari unsur jamaah, penguna BPJS Kesehatan, pengurus masjid, DMI Jawa Timur dan pengurus klinik MAS.

Masjid Al Akbar Surabaya menjadi masjid percobaan dan percontohan untuk melaksanakan program yang menjadi kesepakatan BPJS Kesehatan dengan DMI. “Masjid Al Akbar ini melampau Masjid Istiqlal Jakarta. Maka dari itu studi klinik ini ditaruk di MAS sebab di sini ada klinik umum, klinik gigi dan klinik bekam. Sehingga percontohan dan bercobaan dilaksanakan di masjid ini,” lanjutnya.

Menurut Imam Addaruqutni Dewan Masjid hanya mendorong agar masjid bisa makmur. Enak dalam ibadahnya, keluar masjid merasakan berkahnya. Makanya masjid harus memiliki berbagai fungsi termasuk sebagai pusat kesehatan.

“Saya melihat Masjid Al Akbar ini sudah melaksanakan kesehatan. Mulai dari toiletnya yang bersih, setiap hari dibersihkan. Maka dari itu kesehatan menjadi kebutuhan primer masyarakat. Apalagi nantinya Klinik Kesehatan di Masjid Al Akbar ini bisa bekerjasama dengan BPJS Kesehatan akan lebih mewujudkan masjid sebagai pusat kesehatan masyarakat,” imbuhnya.

Menurut pengakuan Direktur Utama Masjid Al Akbar Surabaya saat ini 213 karyawan MAS sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. “Namun saat ini kita belum kepada para jamaah. Mungkin ke depannya akan disosialisasikan kepada jamaah pentingnya mengikuti program jaminan kesehatan ini,” kata Endro Siswantoro, Direktur Utama MAS.

Dengan adanya studi kelayakan klinik kesehatan ini Endro berharap Masjid Al Akbar akan menjadi percontohan bagi masjid lainnya. “Apapun hasilnya kami terima. Sistem yang sudah ada jangan dihancurkan tapi harus dibenahi agar lebih baik lagi,” pungkasnya. (*)

BeritaTerkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *