Surabaya (MAS) – Dai muda Ustadz Syam Elmarusy menyampaikan empat cara untuk merdeka dari “overthinking” kepada Generasi Z Islami (GenZI) yakni syukur/bersyukur, jangan perfeksionis, jangan mimpi/angan-angan, dan takwa/pasrah kepada Allah.
“Overthinking itu sikap yang berlebih-lebihan, segala yang berlebihan itu nggak baik,” kata dai ‘Islam Itu Indah’ di TransTV itu dalam agenda bulanan Majelis Subuh GenZI (MSG) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Minggu.
Dalam MSG ke-11 bertema “Merdeka dari Overthinking” di hadapan ribuan GenZI yang diawali dengan Shalat Subuh Berjamaah dan Khotmil Qur’an yang dipandu KHA Muzakky Al-Hafidz (Imam Besar MAS) itu, Ustadz Syam menjelaskan syukur itu tidak terkait dengan jumlah/kuantitas.
“Bersyukur itu sikap yang penting untuk merdeka dari overthinking, karena fokus pada apa yang ada, bukan rakus. Syukur itu bukan jumlah tapi berkah/kualitas. Kalau rezeki banyak tapi untuk narkoba, judi online, dan kemaksiatan itu overthinking,” katanya.
Cara lain untuk tidak “overthinking” adalah jangan perfeksionis atau selalu ingin sempurna. “Jangan terlalu berharap untuk sempurna, karena Nabi Muhammad yang manusia sempurna saja pernah beberapa kali ditegur Allah,” kata pendakwah yang tinggal di Jakarta itu.
Bahkan, ketika ditanya Sahabat tentang bumi terbaik dan terjelek, Nabi pun menjawab tidak tahu. “Akhirnya, Nabi bertanya kepada Malaikat yang juga menjawab tidak tahu, maka Allah pun memberitahu bahwa bumi terbaik adalah masjid dan bumi terjelek adalah pasar,” katanya.
Solusi lain dari “overthinking” adalah jangan mimpi atau banyak angan-angan. “Hidup memang bisa diawali dari mimpi, tapi mimpi jangan keterusan, karena mimpi yang baik adalah mimpi yang diwujudkan. Jangan mimpi itu juga berarti jangan menunda, misalnya berbuat baik menunggu kalau sudah tua, justru bisa lalai sampai tua,” katanya.
Solusi lain lagi, takwa/pasrah atau berserah diri kepada Allah. “Kadang masalah itu bukan kenyataan yang jelek, tapi masalah itu terkadang merupakan cara Allah untuk menyelamatkan kita. Yakinlah, kalau kita pasrah kepada Allah, Allah pasti bersama kita,” katanya.
Dalam MSG seri ke-11 yang dihadiri Ketua BPP MAS DR KHM Sudjak MAg dan perwakilan Bank Jatim Syariah itu, Ustadz Syam sempat ditanya sejumlah GenZI Jamaah MAS, diantaranya bagaimana bila terjadi perbedaan pendapat dengan orang tua dan ibadah tertinggi dalam Islam.
“Kalau berbeda dengan ortu, teladani sikap Nabi Ibrahim yang tetap mengajak bicara dengan lembut, tapi kalau orang tua tidak berubah, maka kembalikan ke Allah, karena mungkin apa yang terjadi adalah terbaik bagi Allah. Yang penting, ridho orang tua dan Allah. Dulu, lulus SD, saya langsung dipondokkan ke Pesantren Qur’an, ternyata hal itu baik untuk kehidupan saya selanjutnya,” katanya.
Tentang ibadah tertinggi dalam Islam, Ustadz Syam mengutip jawaban Nabi Muhammad ketika ditanya Sahabat tentang hal yang sama. “Ibadah tertinggi adalah iman dan jauhi maksiat (kesalehan). Itu karena menjauhi maksiat itu lebih sulit daripada sholat,” katanya. (*/mas)