Qiyamul Lail, puluhan ribu jamaah berburu “Lailatul Qodar” di Masjid Al-Akbar

Share :

Surabaya (MAS) – Biasanya, ritual “qiyamul lail” atau ibadah malam pada 10 hari terakhir Bulan Puasa Ramadhan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) itu dimulai sekitar pukul 01.00 hingga 03.00 WIB (dini hari).

Namun, malam ke-23 Ramadhan 1446 H, masjid sudah dijubeli jamaah sejak Sabtu (22/3) pukul 22.00 WIB (larut malam), bahkan pukul 00.00 WIB sudah penuh sesak dengan jamaah dari dalam dan luar kota Surabaya.

Jamaah Qiyamul Lail memang membeludak di antara 45 pintu Masjid Al-Akbar, baik jamaah lansia maupun anak-anak muda yang terlihat mayoritas, sehingga “pertemuan” jamaah cukup menyebut nomer pintu MAS agar tidak bingung mencari-cari teman/saudara-nya.

“Qiyamul Lail malam ke-23 Ramadhan memang bikin haru, karena parkir penuh, lantai 1 pun penuh, sehingga lantai 2 dibuka. Ada 30.000-an jamaah,” kata Sekretaris BPP MAS H Helmy M Noor, Minggu (23/3) dini hari.

Selain itu, jamaah yang datang juga membuat merinding, karena ada jamaah yang bersemangat dengan mengenakan kursi roda, serta ada anak kecil membawa tenda dan baca Al-Qur’an, juga anak-anak muda berburu shof sholat di lantai 2 Masjid Al-Akbar.

Tidak mau kalah dengan jamaah, petugas dan relawan pun semangat. Tim medis tampak “sat-set” melayani jamaah. Relawan GenZI juga semangat membantu. “Saya buka pendaftaran relawan, ternyata sehari dibuka ada 15 relawan yang mendaftar,” kata Ketua Remas-GenZI MAS, Maula Azka.

Semangat jamaah, petugas, dan relawan itu diapresiasi Imam Qiyamul Lail dan tausiyah pada malam ke-23 Ramadhan yakni KH Ahmad Muzakky Alhafidz, yang juga merupakan salah satu Imam Besar MAS.

“Bisa jadi, jamaah yang membeludak ini karena merujuk pada pendapat seorang sufi Imam Ghazali yang menulis dalam kitabnya I’anatut Tholibin,” kata KH Ahmad Muzakky Alhafidz.

Dalam kitab itu disebutkan bahwa pengalaman diri Imam Ghazali menunjukkan bila awal puasa Ramadhan itu pada hari Sabtu, maka Lailatul Qodar mungkin saja jatuh pada malam ke-23 Ramadhan. Demikian juga hari-hari lain bila dikaitkan turunnya Lailatul Qodar.

“Tapi, Lailatul Qodar itu tidak hanya bisa diburu di masjid, karena hal yang penting itu sholat dan zikir karena Allah, jadi tempat sujud itu bisa di rumah atau di posko tugas, asalkan ikhlas,” katanya.

Menurut dia, Nabi dan para wali itu mementingkan ikhlasnya, bukan ibadah-nya. “Hanya orang ikhlas yang bisa mendapat Lailatul Qodar, meski di masjid tapi tidak ikhlas ya belum tentu bisa memburu Lailatul Qodar, tapi tempat sujud di luar masjid yang bisa menghadirkan Allah di hati dan ikhlas itu yang penting,” katanya.

Membeludaknya jamaah Qiyamul Lail pada malam ke-23 Ramadhan itu juga disampaikan seorang milenial dari Pagesangan, Surabaya, Feri. “Sepuluh malam kedua Ramadhan, hanya 10-15 teman yang ikut ke Masjid Al-Akbar, tapi sejak malam ke-21 ada 18-20 teman yang ramai-ramai pakai mobil,” kata Feri.

Tidak hanya Feri dan teman-temannya, anak-anak muda dari Menanggal, Surabaya juga mengikuti iktikaf pada malam 21-23 di Masjid Al-Akbar. Ada 3-4 anak muda dari Menanggal yang dipimpin Imam yang agak gemuk.

“Biasanya, saya dan teman-teman yang kerja di Jakarta itu mengikuti Qiyamul Lain di Masjid Istiqlal, tapi sekarang sudah libur sehingga bisa ke masjid ini. Kayaknya, Masjid Al-Akbar lebih full,” ucapnya. (*/mas)

Share :

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *