Surabaya (MAS) – Dai muda Ustadz Syam El Marusy menyarankan remaja dan GenZI (Generasi Z Islami) agar jangan terlalu memikirkan kata/komentar orang agar “be Better Everyday” (menjadi Baik pada setiap hari).
“Semuanya pasti berubah, yang kecil akan menjadi besar, karena memang tidak ada yang abadi atau fana di bumi ini, karena itu berusahalah menjadi baik pada setiap hari,” katanya dalam Majelis Subuh GenZI (MSG) episode ke-18 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Minggu.
Di hadapan ratusan jamaah GenZI MAS dalam MSG ke-18 bertajuk “Be Better Everyday” itu, ustadz yang sering tampil di televisi itu membagikan lima resep untuk menjadi baik dalam setiap hari. Resep pertama adalah jangan terlalu memikirkan apa kata/komentar orang.
“Hidup itu ada durasinnya, nggak abadi atau fana, karena itu solusi terbaik adalah Be Better Everyday. Ada lima cara menjadi baik yakni jangan terlalu memikirkan kata/komentar orang, jangan menjadikan masa lalu sebagai beban yang sulit move on, jangan pernah menunda pekerjaan, jangan memperkirakan bahagia, dan jangan merasa gagal sebelum selesai,” katanya.
Mengutip sebuah Hadits, Ustadz Syam yang sudah tiga kali tampil di MSG MAS (2023, 2024, 2025) itu menyatakan Nabi Muhammad sendiri menyebut orang beruntung adalah orang yang sibuk dengan aib/kekurangan sendiri, sehingga tidak sibuk dengan aib orang lain.
“Jadi, apa yang dikatakan orang itu jangan sampai mematahkan semangat kita, tapi justru jadikan perkataan atau komentar orang itu sebagai muhasabah (bercermin) untuk memicu semangat diri sendiri. Bahkan, Sahabat Umar mendoakan orang yang menunjukkan kekurangan dirinya (Umar) agar disayangi Allah,” katanya.

Cara kedua, jangan menjadikan masa lalu sebagai beban hingga sulit move on. “Masa lalu itu nggak bisa diubah, karena itu jadikan masa lalu sebagai cermin/pelajaran. 2/3 isi Al-Qur’an saja tentang masa lalu atau sejarah untuk dijadikan pelajaran,” katanya.
Cara ketiga, jangan pernah menunda pekerjaan. “Kalau kita gercep (gerak cepat) akan menemukan kemudahan, tapi kalau kita menunda pekerjaan akan menemukan kesulitan, seperti orang yang menunda khatam Al-Qur’an, maka tidak akan pernah khatam. Tirulah Nabi Ibrahim selalu nggak pernah menunda perintah Allah dan terbukti sukses,” katanya.
Cara keempat, jangan memperkirakan bahagia. “Bahagia itu jangan diperkirakan, seperti punya motor ingin punya mobil, punya rumah ingin punya rumah mewah, padahal bahagia itu tidak tergantung perkiraan-perkiraan bahagia itu, karena kalau hidupnya sederhana tapi hatinya bersyukur ya pasti bahagia. Bahagia itu di hati,” katanya.
Cara kelima, jangan merasa gagal sebelum selesai. “Kegagalan itu sebenarnya bukan karena nggak berhasil tapi gagal itu karena berhenti sebelum selesai, padahal kalau kita tidak menyerah atau tidak pernah berhenti ya pasti akan sukses,” katanya.
Kesimpulannya, kata Ustadz Syam, pola pikir itu menentukan siapa kita. “Kalau kita mengubah pola pikir, maka kita akan selalu muhasabah atau bercermin, selalu move on dengan masa lalu, selalu gercep atau tidak menunda pekerjaan, selalu bahagia dalam syukur, dan pantang menyerah menghadapi kegagalan,” katanya.
Setelah ceramah, Ustadz Syam menyempatkan diri meninjau “Mini Soccer” di kawasan “Al-Akbar Sport center” di sisi timur dan menandatangani bola “Mini Soccer”. “InSya-Allah, Ustadz Syam siap membuka ‘Ngaji Soccer’ di ASC pada bulan Juli, jadi ngaji ringan sambil berolahraga pada seminggu sekali setiap sore,” kata Humas MAS H Helmy M Noor. (*/mas)