Surabaya (MAS) – Pendakwah dan pendiri majelis sholawat “Majelis Ahbabul Musthofa” Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf menyarankan Gen Z dimaknai sebagai Generasi Zakat, karena kebaikan itu bukan hanya ibadah (hubungan baik dengan Allah), tapi juga zakat/sedekah (hubungan baik dengan sesama).
“Orang baik itu bukan banyak sholat, tapi orang baik itu juga kalau baik kepada sesama dengan banyak zakat dan sedekah. Gen Z itu Generasi Zakat,” kata Habib Syech dalam ‘Sholawat Kebangsaan’ dalam rangka ‘The Wonder of Harmony’ oleh Kemenag RI dan Milad ke-25 Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) di halaman barat MAS, Jumat (28/11) malam.
Dalam “sholawat-an” yang dihadiri Dirjen Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam Kemenag RI Prof DR H Abu Rokhmad MAg dan Ketua Baznas RI Prof DR KH Noor Achmad MA itu, Habib Syech mengapresiasi bantuan Rp1,3 miliar dari jajaran Kemenag RI kepada korban musibah pesantren, seperti Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jatim (29/8/2025).
Di tengah gemuruh sholawat yang juga disaksikan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono itu, Habib Syech menyatakan pentingnya memahami bencana atau musibah sebagai kejadian yang akan membersihkan hati, karena itu kesusahan akibat musibah dapat dihilangkan dengan kebaikan berupa zakat dan sedekah.
“Zakat atau sedekah itu celengan/tabungan masa depan. Kalau kalian membantu orang lain, maka Allah akan membantu. Kalau ngopi dan beli HP saja bisa, tentu mengeluarkan zakat Rp200 ribu juga bisa,” katanya kepada puluhan ribu Syechermania yang sebagian juga Gen Z.
Dalam acara yang juga dihadiri Kepala Kanwil Kemenag Jatim DR Akhmad Sruji Bahtiar MPdI, dan Ketua BPP MAS DR KHM Sudjak MAg itu, Dirjen Bimas Islam Prof Abu Rokhmad MAg mengatakan zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS) itu juga kembali ke masyarakat.
“Kalau kita berbagi dengan zakat, infak, dan shodaqoh itu juga akan kembali kepada masyarakat, baik membantu masyarakat yang mengalami musibah, maka Baznas juga akan menyalurkan untuk beasiswa dan pemberdayaan ekonomi umat. Cinta sesama itu menciptakan kerukunan dan kedamaian yang membuat sekolah dan mengaji juga lancar,” katanya.
Selain jajaran Kemenag RI yang menyerahkan bantuan Rp1,3 miliar, Dharma Wanita Kemenag RI juga menyerahkan bantuan Rp295 juta secara khusus kepada korban musibah Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jatim. Secara simbolis, bantuan itu diserahkan kepada 10 korban musibah pesantren di Jatim.
Di Jatim tercatat empat pesantren yang mengalami musibah dengan korban luka dan meninggal dunia selama tahun 2025 yakni Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo; Pesantren Syeikh Abdul Qodir Jaelani, Situbondo; Pesantren Dalwa, Pasuruan; dan Pesantren Modern Jabal Qur’an, Bangkalan. (*/mas)










