Puluhan anggota BKIP Malaysia Kunjungi Masjid Al-Akbar Surabaya

Share :

Surabaya (MAS) – Puluhan anggota Badan Kebajikan Islam Prasarana (BKIP) Malaysia yang berjumlah sekitar 60-70 orang, mengunjungi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Kamis, untuk studi banding.

Delegasi dari badan amal (zakat/wakaf) asal Malaysia dengan pimpinan delegasi H Azri itu diterima Sekretaris MAS H Helmy M Noor, Bendahara MAS H Soedarto, Kasie Ibadah dan Dakwah MAS H Abd Choliq Idris, dan jajaran.

“Kami terharu, karena kami disambut dengan baik, semoga ukhuwah Islamiyah antara Malaysia-Indonesia semakin baik. Tadi, kami ke Masjid Ampel, lalu ke Masjid Al-Akbar,” kata Azri yang sempat menyerahkan donasi Rp3 juta untuk MAS.

Dalam sambutan penerimaan, Sekretaris MAS H Helmy M Noor menjelaskan kunjungan delegasi BKIP Malaysia ke Masjid Ampel dan Masjid Al-Akbar itu merupakan kunjungan yang lengkap, karena dari masjid bersejarah ke masjid modern.

“Masjid Ampel dan masjid kami (MAS) itu saling melengkapi, karena Masjid Ampel itu sangat bersejarah, sedang masjid kami lebih modern. Yang berkunjung tidak hanya dari Malaysia, karena ada juga dari Jepang, Thailand, dan Taiwan,” katanya.

Khusus Malaysia, Masjid Al-Akbar juga memiliki hubungan historis, karena mantan pimpinan Malaysia Mahathir saat berkunjung ke Masjid Al-Akbar ingin bekerja sama mendirikan sekolah yang baru terealisasi pada 2016 (TK).

Terkait modernitas di Masjid Al-Akbar, Helmy menjelaskan ada kebun/tanaman, ada menara, ada “green toilet” yang mengolah limbah air wudhu untuk menyuburkan tanaman dengan IPAL (Instalasi Penjernihan Air Limbah).

“Kami juga mempunyai Al-Akbar Sport Center, sarana olahraga standar FIFA ini bertujuan agar anak-anak muda suka ke masjid untuk main bola, tapi kalau azan bisa sholat, minimal tahu agama, bahkan non-Muslim yang olahraga juga berhenti kalau azan sehingga terjalin hubungan antaragama,” katanya.

Selain sarana, pihaknya juga mengadakan kajian khusus ibu-ibu pada setiap bulan sebanyak dua kali, kajian khusus bapak-bapak pada setiap subuh, kecuali hari Minggu, lalu khusus remaja ada Majelis Subuh GenZI pada setiap bulan sebanyak satu kali.

Dalam sesi tanya jawab, anggota BKIP Malaysia menanyakan dana operasional dan berapa biaya operasional serta buka-tutup pintu masjid selama 24 jam atau tidak.

“Masjid Al-Akbar memiliki 45 pintu, semuanya dibuka, kecuali diatas jam 21 hanya dua pintu yang dibuka yakni pintu 2 dan 3 yang di dekat sekuriti, karena pertimbangan keamanan, tapi khusus Ramadhan buka 24 jam selama malam likuran (tanggal ganjil : 21, 23, 25, 27, 29). Kalau malam likuran, jamaah membeludak sampai di luar,” katanya.

Khusus dana operasional, Helmy mengaku tidak ada dukungan dari pemerintah, kecuali dana renovasi. “Kalau operasional, kami dapatkan dari penyewaan gedung untuk akad nikah dan resepsi pernikahan, serta parkir, menara, mini soccer, dan layanan lainnya,” katanya. (*/mas)

Share :

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *