Ngaji Enterpreneur MAS, Ismail Nachu: Uang itu bukan Modal Usaha

Share :

Surabaya (MAS) – Pengusaha Muslim dan founder PT Pilarmas Diadasa (properti) Ustadz H Ismail Nachu menegaskan bahwa uang itu bukan modal usaha, karena masalah bisnis adalah sikap terhadap masalah.

“Ada lima langkah mudah menjadi pengusaha dan uang bukan salah satu langkah,” katanya dalam ‘Ngaji Enterpreneur’ di ruang utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Jumat (8/8) malam.

Di hadapan ratusan jamaah pada Ngaji Enterpreneur yang diadakan pada setiap Jumat bakda Sholat Maghrib itu, pengusaha properti sejak tahun 2001 itu menyebut langkah mudah berbisnis adalah niat yang kuat/suci.

“Hidup adalah memilih, karena itu langkah pertama untuk mudah dalam berbisnis adalah niat yang kuat dan suci. Niat yang kuat itu disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kalau kita tidak berusaha,” katanya.

Alumni Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) itu menyebut contoh terbaik untuk bisnis adalah Nabi Muhammad SAW, karena Rasulullah itu pengusaha dan beristrikan konglomerat dengan mahar perkawinan sebanyak 100 ekor unta.

“Saya punya pengalaman soal Niat itu. Saya memulai bisnis properti dengan membeli tanah seharga Rp1 miliar untuk membuat perumahan, tapi modal saya hanya Rp20 juta dan kekurangannya ada pinjaman dari banyak teman, jadi modalnya seperti Nabi yakni amanah/trust,” katanya.

Langkah kedua adalah ilmu dan guru. “Saya dukung Ngaji Enterpreneur di Masjid Al-Akbar ini, karena bisnis itu perlu ilmu dan guru. Nabi sendiri berguru kepada pamannya. Setiap orang itu diberi bakat, namun perlu juga belajar kepada orang yang berpengalaman,” katanya.

Langkah ketiga adalah ilmu yang dimiliki dibuat dalam perencanaan, bahkan perencanaan perlu dirancang tertulis agar terukur, bentuknya bisnis apa, peluangnya bagaimana, pasarnya dimana, dan sebagainya.

Langkah keempat adalah kongsi/jamaah. “Bisnis itu nggak bisa sendirian, karena ada lima perencanaan bisnis yakni produk, pasar, modal, manajemen, dan risiko. Semua itu nggak mungkin sendirian, kalau dipaksakan sendirian ya bisnisnya kelas kecil,” katanya.

Langkah kelima adalah jalani proses/perencanaan dengan yakin dan yakin. “Hambatan itu biasa, gagal itu biasa, masalah juga biasa, justru ujian itu ukuran kita. Semua orang punya masalah, meski presiden atau pengemis. Yang penting adalah sikap terhadap masalah, apakah kalau gagal itu mau evaluasi atau justru mundur,” ujarnya.

Jika setiap Jumat bakda Maghrib ada Ngaji Enterpreneur, maka setiap Kamis bakda Mahgrib di Masjid Al-Akbar ada Ngaji Sehat. Pada Kamis (7/8/2025) malam merupakan Ngaji Sehat yang perdana dan bekerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada setiap Kamis malam.

Untuk Senin, Selasa, dan Rabu malam khusus ngaji keagamaan Nashoihul Ibad (Senin), Tafsir Jalalain
(Selasa), dan Riyadhus Sholihin (Rabu). Ngaji Sehat perdana pada Kamis (7/8) malam menampilkan Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, Dr. SpTHT-BKL Subp.Onk(K) dengan tema tentang Pencegahan Kanker Nasofaring.

“Nasofaring itu kanker tenggorokan dan umumnya dialami perokok dan penyuka menu yang terlalu asin, tapi proses penyakitnya baru muncul 10-20 tahunan. Penyembuhannya tidak perlu operasi seperti kanker pada umumnya, cukup ubah pola makan dengan sayur, berhenti merokok, dan makanan jangan terlalu asin,” kata Prof Muhtarum Yusuf. (*/mas/AnggihNH)

Share :

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *