Surabaya (MAS) – Jamaah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) yang berjumlah ribuan orang mengadakan Shalat Ghaib untuk korban meninggal dunia dalam Musibah Pondok Pesantren (PP) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jatim (29/9), setelah Shalat Jumat.
“Sejak pagi, kami sudah mengumumkan lewat akun medsos dan videotron di Masjid Al-Akbar bahwa kami akan melaksanakan Shalat Ghaib setelah Shalat Jumat untuk mendoakan korban meninggal dunia dan juga ungkapan bela sungkawa dari kami,” kata Humas MAS H Helmy M Noor.
Hingga Jumat (3/10) pagi, tim Basarnas melaporkan tujuh korban meninggal dunia. Dua korban ditemukan pada hari Jumat sekitar pukul 07.30 WIB dan 07.36 WIB. Keduanya di-ekstraksi dari tempat wudhu.
Dua korban itu menambah temuan korban menjadi 110 Orang yakni Pasien Rawat Inap (24 orang), Pasien KRS (79 orang), dan Meninggal (7 orang), namun diperkirakan ada Korban Dalam Pencarian (57 orang).
Salah satu Imam Besar Masjid Al-Akbar Surabaya, Prof Dr H Ahmad Zahro MA menyatakan meninggalnya tujuh santri di Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo adalah kabar menyedihkan tapi sekaligus kabar gembira.

“Tujuh santri itu Syuhada Akhirat. Kalau Syuhada’ Dunia-Akhirat itu orang yang syahid (meninggal dunia) dalam peperangan, namun Nabi juga menyebut ada Syuhada Akhirat yang syahid tanpa perang,” katanya.
Guru Besar bidang Ilmu Fiqih di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu menjelaskan Syuhada Akhirat itu orang yang syahid karena taun/wabah (semisal COVID-19), wafat karena sakit, wafat karena tenggelam, wafat karena reruntuhan bangunan, wafat saat menuntut ilmu, wafat karena kebakaran, wafat karena mempertahankan harta, dan wafat karena melahirkan (hamil).
“Jadi, tujuh santri itu syahid karena wafat dalam kondisi tertimpa reruntuhan bangunan dan juga saat menuntut ilmu. Musibah itu memang tidak bisa ditolak, tapi jangan mencari siapa yang salah, karena dalam agama justru berita gembira, meski menyedihkan bagi keluarga yang ditinggal,” katanya.

Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang itu menambahkan ada tiga cara masuk surga yakni hisab yang sulit (masuk neraka dulu), hisab yang mudah, dan masuk tanpa hisab. “Modal utama adalah akidah atau percaya dan modal amal saleh. Kalau ada dosa tapi pahala masih lebih banyak ya bisa masuk surga, karena akan diampuni, tapi kalau sebaliknya ya neraka,” katanya. (*/mas)