Masjid Al Akbar – Masjid Al Akbar Surabaya menjadi tempat berikrar ikut serta awasi pemilu, ikrar diikuti 1500 lebih santri se Jawa Timur (27/12). Tahun 2018 adalah tahun politik. Sebanyak 18 kabupaten kota se Jawa Timur akan menggelar pesta demokrasi. Tidak hanya itu, Pemilihan Gubenur dan Wakilnya juga dilaksanakan secara serentak.
Dua santri putra dan putri membacakan ikrar dan diikuti seluruh santri. Satu, Santri Siap berpartisipasi melakukan pengawasan tahapan pemilu 2018 dan 2019. Kedua, Menolak money Politik dan Ketiga, menolak kampanye hitam.
Moh Amin Ketua Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Jatim mengatakan belajar pada pemilu sebelumnya masih ada kerawanan di pondok pesantren yakni adanya banyak beragam masalah, sesuai beberapa masukan dari Panwas di masing-masing kabupaten bahwa ada santri yang bukan asli daerah tapi data dan semacamnya terdaftar di daerah pemilihan.
“Untuk mengantisipasi hal itu kami meningkatkat peran santri dan juga orang tuanya ikut serta mengawasi pemilu kepala daerah di masyarakat dan pesantren,” Katanya pada awak media usai acara sosialisasi pengawasan partisipatif dan sadar pengawasan pemilu warga santri.
Dari acara itu, diharapkan santri paham apa yang dilihat, mana yang dikatakan melanggar atau tidak dan apa yang seharusnya dilakukan ketika menemukan pelanggaran. Selanjutnya, para santri yang hadir pada acara itu kemudian akan dibina oleh Panwas Kabupaten. “Dibina oleh panwas masing-masing kabupaten sehingga utusan pesantren yang datang malam ini bisa ditindak lanjuti oleh panwas kabupaten” ungkap Magister Pendidikan Islam ini.
Selain dengan santri Bawaslu juga akan menyasar anak-anak pramuka yang mana akan membantu Saka tentang pemilu sehingga anggota pramuka bisa ikut aktif mengawasi pemilu dan pemilih pemula bisa ikut aktif dalam pemilu. (SAM/MRB)